Rabu, 20 Maret 2013



BENIH LELE SANGKURIANG

BERKUALITAS

Benih lele Sangkuriang merupakan hal terakhir sekaligus hal utama dan yang terpenting yang akan saya tulis mengenai dasar dasar yang harus diketahui atau minimal diketahui dalam budi daya lele Sangkuriang. Setelah selesai dalam empat tulisan dasar memulai budidaya lele Sangkuriang, saya akan menulis hal hal detail lainnya mengenai budidaya ini.
Bibit, Bebet dan Bobot
Walaupun saya tidak mengetahui secara detail dan pasti wejangan orang tua kita dulu dulu, ternyata bibit bebet dan bobot perlu menjadi pertimbangan untuk mencari dan menentukan benih lele Sangkuriang yang berkulalitas. Benih yang baik didapat dari indukan yang baik. Bagaimana mendapatkan benih yang baik jika dari awalnya indukan tersebut bermasalah. Oleh karena itu, untuk usaha segmen pembesaran, kita harus memastikan bahwa benih yang kita tebar benar benar berasal  dari indukan yang berkualitas.
Mengapa saya memilih lele Sangkuriang, karena lele Sangkuriang ini merupakan benih unggul dari jenis lele unggul. Lalu ada apa dengan lele Dumbo yang telah lebih dahulu terkenal. Dibawah ini akan sedikit saya ulas mengenai hubungan lele Dum,bo dan Lele Sangkuriang ini.
Sejarah Lele Sangkuriang
Awalnya kita mengenal lele Dumbo. Lele ini merupakan benih unggul lele yang berasal dari Africa. Pernah saya baca dari literatur bahwa lele ini juga sudah hasil silangan dengan lele dari Taiwan. Dibanding dengan lele lokal, lele dumbo ini memiliki ukuran dan ketahanan terhadap penyakit yang lebih baik. Namun dalam perkembangannya, akibat persilangan yang tidak terkontrol, maka terjadi penurunan genetik dari lele Dumbo.
Sekitar tahun 2004, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi berhasil menemukan silangan unggul dari lele Dumbo ini. Hasil silangan Dumbo betina generasi kedua dengan Dumbo Jantan Generasi keenam, kemudian disilang balik. Karena keturunan generasi jantan lebih muda dari generasi betina, maka timbullah nama Sangkuriang.
Untuk menghindari kawin tak terkendali yang terjadi pada lele Dumbo, maka para petani binaan ataupun yang ditunjuk  akan sangat selektif dalam penyaluran indukan lele Sangkuriang. Benih lele Sangkuriang diusahakan dijual kepada peternak yang telah memahami tentang tatacara pembenihan dan pengembangan lele Sangkuriang atau kepada yang telah mengikuti pelatihan.
Untuk itu, ketika anda mencari benih lele Sangkuriang yang baik dan berkualitas, pertama kali ada baiknya anda mencari informasi mengenai indukan lele atas benih lele Sangkuriang yang benihnya akan anda beli tersebut. Tentunya informasi ini anda dapat jika anda membeli lansung ke kolam peternak. Minimal anda dapat bertanya dari mana peternak pembenihan mendapatkan indukan lele Sangkuriang tersebut. Perlu anda pahami, turunan kedua dari lele Sangkuriang yang anda besarkan, sudah tidak layak untuk menjadi indukan untuk menghasilkan benih yang berkualitas seperti kejadian pada lele Dumbo yang kita kenal sekarang ini.
Kemudian kita akan lansung melihat fisik ikan:
a.   Menentukan ikan sehat.
Tidak susah sebenarnya melihat ikan sehat. Ikan sehat dapat dilihat dari pergerakannya. Ciri ikan sehat ini pergerakannya aktif dan nafsu makan bagus. Biasanya peternak akan menaburkan sedikit makanan ke kolam untuk membuktikan ikan yang akan anda beli sehat atau tidak. Perlu juga menjadi perhatian, ikan tidak menggantung di tepi kolam. Hal yang terlihat nyata, ikan sehat kulitnya tampak bersih dan mengkilat, juga anggota tubuh seperti kumis dan siripnya lengkap (mengenai hal ini akan saya bahas kemudian).
Benih Lele Sangkuriang berkualitas. Lincah, bersih dan mengkilat
Benih Lele Sangkuriang berkualitas. Lincah, bersih dan mengkilat.
b.   Ukuran benih yang seragam.
Seperti yang telah kita ketahui, lele adalah jenis ikan yang kanibal. Keterlambatan pemberian pakan, akan menyebabkan lele yang besar yang kuat akan memakan lele yang lemah atau yang lebih kecil. Idealnya selisih ukuran diantara lele yang anda beli dan akan dibesarkan tidak lebih dari 10% jumlah total ikan.
Jika anda telah yakin dengan Indukan yang benar dan dari dua poin diatas, silahkan anda beli benih yang akan anda besarkan itu.

PENYAKIT LELE PASTI ADA OBATNYA


Setiap Penyakit (Lele) Pasti Ada Obatnya


Jika anda seorang muslim, mungkin anda tak asing dengan hadist berikut ini:
“Setiap kali Allah menurunkan penyakit, Pasti Allah akan menurunkan obatnya”
(Al Bukhari dan Muslim)
Sekarang bagaimana ikhtiar kita menemukan obat atas penyakit tersebut, khususnya penyakit pada lele Sangkuriang yang kita budidayakan.
Petaka itu Datang
Pada tahap tahap awal memulai budidaya pembenihan lele Sangkuriang, kami mengalami petaka dan cobaan ini.  Ketika itu benih lele sudah berumur 3 minggu dan sebagian lele sudah ada yang mencapai ukuran rata rata 3-4 cm bahkan lebih.  Lele satu persatu berguguran sebanyak puluhan ekor bahkan ratusan ekor perhari. Saat itu kami mulai panik.
Mulailah bertanya kiri kanan, baca buku dan searching internet. Berbagai obat yang dianjurkan telah dicoba, mulai dari yang herbal, obat untuk manusia sampai penebaran garam. Tanda tanda kesembuhan tidak kunjung datang. Lele yang berguguran telah lebih dari 10% dari total 100.000 ekor yang berhasil ditetaskan. Dan itu terus berguguran sesuai dengan deret hitung.
Dalam keputus asaan salah satu saran pamungkas yang terasa sangat “nyes” dihati adalah membuang seluruh lele yang terserang penyakit tersebut(belakangan kami ketahui, namanya penyakit ekor putih). Karena berdasarkan pengalaman beberapa pembudidaya lele yang kami tanya, tidak ada kemungkinan lele tersebut terselamatkan.
Obat yang Manjur
Namun disaat yang bersamaan, saya baca lagi buku pelatihan Usni Arie. Saya peserta on-line pelatihan kang Usni Arie. Sebenarnya saya telah membaca cara Kang Usni mengatasi berbagai penyakit. Dalam hati masih bertanya tanya, masak sih penyakit lele Sangkuriang yang telah membunuh ratusan ekor ikan kami per-hari dapat disembuhkan dengan dedak dan ragi.
Saya foto ikan yang sakit tersebut,
Penyakit le ekor putioh disebabkan oleh parasit.
Penyakit lele ekor putih disebabkan oleh parasit.
lalu saya kirim ke kang Usni Arie. Dengan entengnya beliau menjawab, penyakit ekor putih itu disebabkan oleh parasit Trichodina. Masukkan ikan ke dalam air kolam yang belum dipupuk, lalu beri WAH formulation. Dalam buku panduan dengan pede-nya kang Usni Arie menyatakan dalam 1 hari ikan akan sembuh, dan hari berikutnya ikan akan makan dengan normal.
Alhamdulillah, setelah kami praktekkan ikan normal kembali. Sebenarnya saya ingin menuliskan tata cara membuat dan menggunakan WAH Formulation tersebut. Dan dalam e-mail  kang Usni Arie juga dengan senang hati mempersilahkan saya untuk menyebarkan informasi yang sangat berguna  tersebut sebagai mana saya kutip lansung dari e-mailnya per 11 Agustus 2012:
“Silahkan saja untuk mengutip artikel, saya tidak keberatan. Malah saya senang, berarti informasi ini telah disebarkan”.
Namun akhirnya saya memutuskan tidak menuliskan lansung disini.  Rasanya tidak etis saya mengungkapkan satu penemuan cemerlang yang sangat jitu dari hasil eksperimen yang panjang seseorang. Anda yang tertarik, silahkan  mengklik web-beliau.
Terimakasih kang Usni Arie, hadist  Al Bukhari dan Muslim tersebut saya buktikan melalui perantara anda. Semoga segala kebaikan dan kesuksesan selalu bersama anda